Jadi buat apa kita menyunting naskah pakai aplikasi khusus Latex, kalau Microsoft Word sudah sangat powerful? Jadi Overleaf itu tidak penting! Belum lagi harganya paling murah adalah 89 USD, itu-pun kalau berperan sebagai mahasiswa. Jika sebagai dosen tentu harus berinvestasi 129$ minimal, jadi kenapa tidak menggunakan Microsoft Word saja yang sudah termasuk di komputer kita. Mengapa perlu Overleaf itu adalah pertanyaan intinya?
Menyadari proses menyusun publikasi
Jarang sekali publikasi dan naskah akademik disusun sendirian. Setidaknya dua orang. Hal ini menjadi dasar bagaimana posisi Overleaf di mata dunia akademik. TAPI, Microsoft Word atau Google Docs kan juga sudah dapat berkolaborasi lalu apa bedanya?
- Kolaborasi yang terjadi acapkali berantakan akibat format atau versi yang berbeda. Sebut saja Google Docs yang formatting-nya minimalis atau Microsoft Word yang tidak konsisten pada saat menyunting di Word Online dan Word Desktop. Overleaf konsisten karena berbasis Latex.
- Referensi manajemen juga menjadi sulit apabila kita menggunakan Referensi manajemen seperti bawaan Microsoft Word atau Mendeley. Dipindah dokumennya, maka berpotensi kehilangan format Sitasi
- Konsistensi Style dan template, yang berupa berkas tidak tersentral. Sehingga misalkan kampus berbagi template rentan tidak kompatibel karena dapat dimodifikasi oleh peneliti
Nah kalau Anda mengalami itu saatnya menggunakan Overleaf, tetapi kalau
- mengerjakan naskah sendiri atau estafet
- butuh integrasi dengan mesin pencari penelitian seperti Research Panel di Word
- kadang sunting offline demi ketenangan, atau koneksi tidak stabil
- Dan ingin memperoleh histori dokumen yang lebih lama
- Atau template sudah tersedia di format Word yang sesuai
Maka menujulah Microsoft Word! Jadi pilihan ditangan kalian, jangan sampai produktivitas menurun, jangan sampai juga kolaborasi menjadi tidak efektif.