Sifat Adiksi Membahayakan Bagi Gamers

Sifat adiksi yang disebabkan karena terlalu asyik memainkan game Pokemon Go, dinilai dapat membahayakan bagi para gamers Pokemon Go.

 
 

Pengamat Teknologi Informasi di Universitas Gadjah Mada, Dr. Ferdiana pada Kamis (21/7) mengatakan sifat adiksi bagi beberapa pemain Game Pokemon Go menyebabkan mereka lupa terhadap lingkungan sekitar yang tentu saja dapat membahayakan dirinya dan masyarakat sekitar.

 
 

Game Pokemon Go memang mengasyikkan. Game yang mengintegrasikan lokasi, augmented reality, dan permainan berbasis Ingress (Permainan Online Multiplayer) memang sangat memungkinkan mengakibatkan adiksi. Aktivitas mengoleksi ratusan Pokemon, membentuk tim untuk melakukan pertempuran Pokemon, hingga meningkatkan poin Experience (XP) dapat membuat pemain lupa waktu, lupa bekerja, hingga lupa kondisi sekitar.

 
 

Salah satu hal yang cukup mengkhawatirkan adalah ketika seseorang memainkan game tersebut tanpa mengenal lokasi dan waktu, semisal saja bermain Pokemon Go sembari mengendarai kendaraan. Hal itu dilakukan karena sejumlah Pokemon juga keluar atau bisa ditangkap, cukup dengan gamers berkeliling atau jalan-jalan. “Padahal situasi tersebut sangat membahayakan bagi pengendara,” kata dia.

 
 

Disinggung mengenai kekhawatiran masyarakat soal penyadapan data, lelaki yang akrab disapa Ridi itu menuturkan, secara potensi resiko, permainan Pokemon Go memiliki resiko yang sama dengan beragam aplikasi yang juga membutuhkan data pribadi, lokasi, hingga kamera.

 
 

“Setiap aplikasi permainan meminta izin pengguna pada saat instalasi mengenai apa saja data yang akan disimpan dan digunakan oleh pengembang permainan, dan sayangnya kita terkadang lupa membaca apa yang mereka minta, menyetujuinya artinya, menyetujui jika data kita mungkin disimpan dan digunakan untuk mereka, pemerintah, hingga rekanan sesuai dengan kebijakan privasi yang mereka miliki” ungkapnya.

 
 

Sebagai penutup Ridi mengungkapkan, terlepas dari berbagai resiko tersebut terhadap nilai positif permainan ini, sebagai contoh meningkatkan animo pengunjung objek wisata atau kegiatan dengan PokeStop dan Lure Module, hingga kompetisi “Gym” sehat antar komunitas untuk mempererat silaturahim.

 
 

“Selalu ada positif dan negatif sebuah teknologi, tinggal bagaimana kita menyikapinya” tutur Ridi